SEJARAH PERKEMBANGAN STUDI ISLAM
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Perkembangan studi islam
di tiga wilayah, yakni: 1. di dunia islam (timur) , 2. di dunia barat, 3. Di
indonesia.perkembangan studi islam berkembang dari sorogan dan halaqah di
rumah-rumah para’alim kesistem kuttab kemudian kemasjid dan masjid kahn, dan kemudian
berlanjut menjadi sistem madrasah. Dari tingkatan di masjid ini sebagai murid
melanjutkan studi kejenjang yang lebih tinggi, madrasah. Madrasah disini
berarti jenjang pendidikan yang lebih tinggi, namun demikian, ada juga ilmuwan
yang menyebut bahwa bentuk awal lembaga pendidikan tinggi islam adalah
al-jama’ah, dari masjid jami’, tempat berkumpul orang banyak.
Sementara kuttab ada dua jenis, yakni
kuttab yang berfungsi sebagai tempat untuk mengajarkan baca-tulis, dan kuttab
sebagai tempat untuk mengajarkan Al-qur’an dan dasar-dasar agama islam.
Ada juga yang membagi kuttab menjadi dua jenis lain, yakni: 1. Kuttab sekuler,
dimana diajarkan tata bahasa, sastra dan aritmatika, dan 2. Kuttab agama, yang
khusus mempelajari materi agama.
Adapun lembaga masjid menjadi pusat pendidikaan
dengan sistem halaqah. Dapat disebutkan pada tingkatan ini merupakan
lanjutan dari kuttab. Kemudian dilihat dari perkembangannya, mulai tahun
750-1258 M merupakan masa kejayaan muslim. Tetapi pasca itu malah menjadi masa
keruntuhan muslim sekaligus masa kejayaan eropa.
Karena itu, untuk
mengetahui perkembangan studi islam di dunia barat perlu diuraikan lebih dahulu
sejarah peruntuhan islam dengan barat, yang secara umum dapat dikelompokan
menjadi dua fase, yakni 1. Ketika islam memegang kejayaan dan menjadi pusat
pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, dan 2. Fase ketika islam jatuh dan
runtuh, sementara dunia barat mulai jaya dan menjadi pusat ilmu, teknologi dan
kebudayaan.
Sebelum menjelaskan
seejarah perkembangan pendidikan (studi) islam di dunia muslim, lebih dahulu
dituliskan apa yang dikemukakan goerge stanton, yang membagi sejarah prestasi
umat manusia dalam bidang ilmu pengetahuan sebagai berikut. Pertama,fase
450-700 SM, yang zaman platon, yang kemudian oleh Aristoteles
Euclides,Archimides, dan seterusnya. Kedua, tahun 600-700 M, disebut sebagai
zaman china, dengan tukuh hsin dan I Ching. Ketiga, 750-1258, yang disebut
zaman kejayaan muslim.selama 350 pertama
(750-1100M) kejayaan tersebut
didominasi dan secara mutlak dikuasai Biruni, Ibnu Sina, Ibnu Haitam, Umar
ai-Khayyam. Setelah itu muncul nama-nama non-Muslim, tetapi tetap bersaing
dengan Muslim. Nama-nama yang muncul dari non-Muslim adalah Gerando di Cremona
dan Roger Bacon. Sementara tokoh-tokoh dari Muslim adalah Ibnu Rushd,
Nasiruddin, al-Tusi, Ibnu Nafis.
B.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan studi Islam di
Timur?
2. Kota apa saja yang menjadi pusat kajian
islam di Timur?
3. Bagaimana perkembangan studi Islam di
Barat?
4. Ilmu atau studi apa saja yang menjadikan Muslim
bisa jaya pada zamanya?
5. Apa penyebab sehingga Muslim mengalami
keruntuhan atau kemunduran?
6. Bagaimana perkembangan studi Islam di
Indonesia?
C.
Tujuan
1. Memahami sejarah-sejarah perkembangan
Islam di Dunia.
2. Mengetahui kota-kota mana saja yang
menjadi pusat utama dalam kajian Islam di Timur.
3. Agar mengetahui mengapa dan apa penyebab
Muslim bisa mengalami fase kejayaan dan mengalami juga fase keruntuhan atau
kemunduran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Perkembangan Studi Islam di Dunia Muslim (Timur)
Dalam sejarah muslim dicatat sejumlah lembaga
kajian islam di sejumlah kota. Akhir periode madinah sampai dengan 4 H,fase
pertama pendidikan Islam sekolah masih di masji-masjid dan rumah-rumah dengan
ciri hafalan, namun sudah dikenal
logika, matematika, ilmu alam, kedokteran, dan lain-lain. Selama abad ke 5 H,
selama periode khalifah ‘Abbasiyah, sekolah-sekolah didirikan di kota-kota dan
mulai menepati gedung-gedung besar,bukan lagi masjid, dan mulai bergeser dari
mata kuliah yang bersifat spiritual ke mata kuliah yang bersifat intelektual,
ilmu alam dan ilmu sosial.Namun
disebutakan, berdirinya sistem madrasah adalah di abad 5 H/ akhir abad 11 M,
justru menjadi titik balik kejayaan. Sebab madrasah dibiayai dan diprakasari
negara. Kemudian madrasah menjadi alat penguasa untuk mempertahankan
doktrin-doktrin terutama oleh kerajaan Fatimah di kairo. Sebelumnya disekolah
ini diajarkan kimia,kedokteran, filsafat, diganti hanya mempelajari tafsir,
kalam, fiqih, dan bahasa. Matematika hilang dari kurikulum al-Azhar tahun
1748.
Memang pada masa kekhalifahan Abbasiyah, al-Ma’mun (198-218/813-833), sebelum
hancurnya aliran Mu’tazilah,ilmu-ilmu umun yang bertitik dari nalar dan
kajian-kajian empiris dipelajari di madrasah.
Pengaruh al-Ghozali (1058-1111 M) disebut sebagai
awal terjadi pemisahan ilmu agama denag ilmu umum, bahkan terkesan terjadi
dikotomi. Dia menyebut bahwa menuntut ilmu agama wajib bagi setiap muslim,
sementara menuntut ilmu umum adalah wajib khifaya. Meskipun perlu dicatat bahwa
hasil kejayaan muslim di bidang sains dan teknologi bukanlah capaiaan
kelembagaan, melainkan bersifat individu ilmuan muslim yang didorong semangat
penyelidikan ilmiah.
Ada beberapa pusat kota yang menjadi kajian Islam
di zamannya, yakni Nisyapur, Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Jerussalam. Di
Nisyapur di temukan madrasah Nizhamiyah. Di Baghdad ditemukan madrasah
Nizhamiyah, madrasah Imam Abu Hanifah, madrasah al-Mustanshiryah. Di Kairo
ditemukan madrasah al-Manshuriah. Di Damaskus ditemukan Dar al-Qur’an
al-Dilamiyah, Dar al-Qur’an al-Shabuniyah, Dar al-Hadis al-Nuriyah. Kemudian
masih Damaskus ditemukan lembaga sufi,Zawiyah al-Wafa’iyah, Zawiyah
al-Naqshabandiyah, dan Khanqah al-Shalahiyah.
Madrasah pertama didirikan oleh Wazir Nizhamiyyah
pada 1064, madrasah ini kemudian terkenal sebagai madrasah Nizham al-Mulk.
Tetapi ada penelitian lain dari Richard Bullier mengungkapkan eksistensi
madrasah-madrasa lebih tua dikawasan Nishapur, Iran.
Pada sekitar tahun 400 H/1009M terdapat madrasah
al-Bayhaqiyyah yang didirikan Abu Hasan ‘Al al-Bayhaqih (w. 414/1023M). Bulliet
bahkan lebih jauh menyebut 39 madrasah diwilayah Persia, yang berkembang dua
abad sebelum madrasah Nizhamiyyah yang tertua adalah madrasah Miyan Dahiyayang
didirikan Abu Ishaq Ibrahim Ibn Mahmud
di Nishapur. Pendapat ini didukung oleh sejarahwan pendidikan islam, Naji
Ma’ruf, yang menyatakan bahwa Khurasan telah berkembang madrasah 165 tahun
sebelum kemunculan madrasah Nizhamiyyah. Selanjutnya, ‘abd al-‘Al mengemukakan,
pada masa Sultan Mahmud al-Ghaznawi (berkuasa 388-421/998-1030) juda terdapat
madrasah Sa’idiyyah.
Ada empat perguruan tinggi didunia muslim yakni :
1. Nizhamiyyah di Baghdad 2. Al-Azhar di kairo mesir 3. Cordova, dan 4. Kairwan
Amir Nizam al-Muluk di Maruko. Sejarah singkatnya seperti berikut.
a. Nisyapur
Perguruan
tinggi Nizamiyyah Naisyapur dibangun nizham al-mulk untuk al-Juwayni, dan
al-juwayni menjadi mudarris (guru besar)
disiini sampai tiga dekade, yang berakhir dengan wafatnya tahun 478/1083. Dari
sini dapat dihitung bahwa lembaga ini dibangun sekitar 440-an/1050-an. Di
lembaga ini ada empay unsur pokok, yakni (1) seorang mudarris (guru besar) yang
bertanggung jawab terhadap pengajaran di lembaga pendidikan, muqri’ (ahli
al-Qur’an) yang mengajar al-Qur’an di masjid, muhaddis (ahli hadis) yang mengajar
hadis lembaga pendidikan, dan seseorang pustakawan (bait al-makrub) yang
bertanggungjawab terhadap perpustakaan, mengejar bahasa dan hal-hal terkait.
Tokoh-tokoh yang pernah menjadi staf lembaga ini adalah al-juwayni, Abu
al-Qasim, al-Qasim, al-Kiya al-Harris,al-Ghazalli, dan Abu Sa’id (mudarris).
Abu al-Qasim al-Hudzali dan Abu Nasyr al-Ramsyi (muqri’). Abu Muhammad
al-Samarqandi (muhaddis). Abu ‘Amir al-Jurjani (pustakawan). Di samping itu,
al-ghazali pernah menjadi asisten (mu’id) bagi al-Juwayni.
b. Baghdad
Perguruan
Tinggi Nizhamiyah
Perguruan
tinggi Nizhamiyah di Baghdad ini berdiri pada tahun 455/1063.
Di Perguruan tinggi ini dilengkapi dengan perpustakaan yang terpandang kaya
raya di Baghdad, yakni Bait-al-Hikmat, yang dibangun oleh Khalif Al-Makmun
(813-833 M). Salah seorang ulama besar yang pernah mengajar di sana, adalah
ahli pikir Islam terbesar, Abu Hamid al-Ghazali (1058-1111 M), yang kemudian
terkenal dengan sebutan imam Ghazali.
Perguruan
tinggi tertua di Baghdad itu hanya sempat hidup selama hampir dua abad.
Menjelang tahun 656 H (1258M)
berlangsunglah penyerbuan bangsa Mongol dari Asia Tengah ke arah barat
di bawah pimpinan Hulagu Khan (1256-1349 M), cucu Jenghiz Khan (1162-1227M).
Pada tahun 1258 M itu pula mereka merebut dan menguasai ibukota Baghdad, dan
berakhirlah sejarah Daulat Abbasiah.
c. Perguruan tinggi al-azhar di kairoh mesir
Adapun gambaran singkat perguruan tinggi al-azhar adalah, ketika kekuasan
syiah tumbang di baghdad, maka kekuasan syiah pun bangkit di tunisyiah, yakni
daulat fathimiah (909-1171 M), yang dibangun oleh amir ubaidillah almahdi yang
menyebut dirinya khalif ubaidillah (909-934 M). pada masa pemerintahan kholif
muizlidinillah (952-975 M), kholif ke-4 dari daulat fathimiah, wilayah libya
dan mesir berhasil direbut oleh panglima besar jauhar al-siqili dari daulat
abbasiyah. Tokoh ini lah yang pada tahun 362 H/972 M membangun ibukota yang
baru di mesir, yakni ibukota al-Qahirah (kairoh), untuk menggantikan ibukota
fusthat., dan kemudian memindahkan ibukota daulat fathimiah dari tunis ke
al-Qahirah. Khalif muiz lidinallah pindah ke mesir dan menetap di ibukota yang
baru itu.
Panglima besar Juhari al-siqili ini pula yang pada
tahun 365H/972M membangun perguruan tinggi al-azhar dengan kurikulum berdasar
ajaran sekte syiah. Pada masa pemerintahan khalif al-hakim biamrillah
(996-1020M), khalim keenam dari daulat fathimiah ia pun membangun perpustakaan
terbesar al-Qahirah untuk mendampingi perguruan tinggi al-azhar, yang diberi
nama”bait-al-hikmat” (balai ilmu pengetahuan), seperti nama perpustakaan di
baghdad.
Pada tahun 567H/1171M daulat fathimiah ditumbangkan oleh sultan salahuddin
al-ayyubi (1171-1269M), dan menyatakan tunduk kembali kepada daulat abbasiyah
di baghdad. Kurikulum pada perguruan tinggi al-azhar lantas mengalami
perombakan total, dan aliran syiah kepada aliran sunni. Ternyata perguruan
tinggi al-azhar itu mampu hidup terus sampai kini, yakni sejak abad-10 Masehi
sampai abad ke-20 dan tampaknya akan tetap selamanya hidup.
d.
Perguruan tinggi cordova
Adapun sejarah singkat cordova dapat digambarkan demikian, bahwa ditangan
daulat umayyah, semenanjung Iberia yang sejak berabad-abad sebelumnya
terpandang daerah minus, berubah bagaikan disulap menjadi daerah yang makmur
dan kaya raya dengan pembangunan bendungan-bendungan irigasi disana-sini
menuruti contoh lembah Nil dan lembah Ephrate. Bahkan pada masa berikutnya,
Cordova menjadi pisat ilmu dan kebudayaan yang gilang gemilang sepanjang zaman
Tengah. The Historian’s history of the world, menulis tentang perikeadaan
pada masa pemerintahan Amir Abdurrahman I (756-788M). Demikian tulis buku
sejarah terbesar tersebut tentang perikeadaan andalusia waktu itu, yang
merupakan pusat intelektual di Eropa dan dikagumi kemakmuranya. Sejarah
mencatat, sebagai contoh, bahwa Aelhoud dari Bath (inggris) belajar ke Cordova
pada tahun 1120M, dan pelajaran yang dituntutnya ialah gometri, algebra
(aljabar), matematik. Gerard dari Cremona belajar ke toledo seperti halnya
Adelhoud ke Cordova. Begitu pula tokoh-tokoh lainnya.
Roger Bacon (1214-1294),ahli pikir inggris terkenal, menurut encyclopedia
britannica jilid II halaman 191-197 (“Arabic Philosophy”),
menepatkan
Averroes (Ibnu Sina), dan menganjurkan supaya mempelajari bahasa arab sebagai
jalan satu-satunya untuk memperoleh pengetahuan yang dibuat kabur oleh
salinan-salinan yang jelek. (“Roger Bacon, Placing him (Averrous) beside
aristotle and avicenna, recommends the study of Arabic as the only way of
getting the knowledge which bad versions obscured”).
e.
Perguruan tinggi Kairwan
Perguruan tinggi kairwan dikota Fez
(afrika barat) dikenal dalam leteratur dibarat dengan ejaan Karaouine.
Perguruan tinggi ini bermula dibangun pada tahun 859M oleh putri seorang saudagar hartawan di kota
Fez, yang berasal dari kairwan (Tunisia), Afrika Barat sampai ke senegaldan
Guinea. Pada tahun 305H (918M), perguruan tinggi itu diserahkan kepada
pemerintahan dan sejak itu menjadi perguruan tinggi resmi, yang perluasan dan
perkembangannya berada dibawah pengawasan dan pembiyaan negara.
Seperti halnya perguruan tinggi
al-azhar di kairo (mesir), perguruan tinggi kairwan dikota Fez (maroko) itu pun
masih tetap hidup sampai kini. Di antara sekian banyak alumninya, adalah
pejuang nasionalis muslim terkenal ,allal al-fasi, dan mahdi ben barka, yang
berhasil mencapai kemerdekaan maroko dari penjajahan prancis setelah perang
dunia kedua, lalu penjabat PM maroko dibawah sultan muhammad V, sedangkan
ilmuan termasyur yang pernah menjadi mahagurunya, antara lain ibnu thufail
(1106-1185M) dan Ibnu rushd (1126-1198M), pada masa daulat al muwahhidin
(1120-1231M). berkat banyaknya mahasiswa yang berdatangan dieropa, maka nama
Avenbacer (abu bakar ibnu thufail) dan averroes (ibnu rushd) dan avempas (ibnu
bajah) dan alhazem (imnu hazmi) dan lainya, sangat populer dan harum di Eropa.
Sebagai catatan, perguruan tinggi
al-azhar (972M) di Mesir, dan perguruan
tinggi Kairwan (859M)di Maroko, adalah lebih tua dibandingkan dengan perguruan
tinggi Oxford (1163M) dan perguruan tinggi Cambridge (1209M) di Inggris, dan
perguruan tinggi Sorbonne (1253M) di Prancis, perguruan tinggi Tubingen (1477M)
di jerman dan perguruan tinggi Edinburgh (1582M) di Skotlandia.
Penyebab utama kemunduran dunia
muslim, khususnya di bidang ilmu pengetahuan adalah terpecahnya kekuatan
politik yang digoyahkan oleh tentara bayaran Turki. Kemudian dalam kondisi
demikian datang musuh dengan membawa bendera perang salib. Akhirnya, baghdad
sebagai pusat ilmu pengetahuan ketika itu dihancurkan hulaghu khan tahun 1258
M. Pusat-pusat studi termasuk yang dihancurkan Hulaghu.
Apa yang dijelaskan diatas merupakan
rekaman sejarah masa lalu, yang mungkin masih eksis sampai sekarang, tetapi
tidak menutupi kemungkinan itu sudah tinggal nama, atau namanya masih eksis
sampai sekarang tetapi kelasnya tidak sehebat masa lalu. Nama al-Azhar misalnya
memang jelas masih eksis sampai sekarang, tetapi sudah ada minimal dua
universitas besar sebagai saingannya, yakni (1) Universitas Fu’ad I, yang
sekarang bernama Universitas Kairo, dan (2) Universitas ‘Ainusy-Syams, yang
merupakan pengembangan dari Darul ‘ulum. Kedua Universitas ini mengadopsi
ide-ide muhammad ‘Abduh sementara Universitas al-azhar dikenal banyak menolak
pemikiran ‘Abduh.
Bahkan ada pula the american university di kairo meskipun universitas ini bukan
universitas islam tetapi di universitas itu ada fasilitas untuk studi tentang
Islam.
Penting untuk dicatat, al-azhar
cukup ketat menyaring pemikiran-pemikiran moderen. Ulama-ulama al-azhar sipa
menyerang ide-ide yang dianggap melenceng dari pemikiran ‘Abduh. Dapat dicatat
misalnya, bahwa tahun 1925 Dewan Ulama al-azhar menetapkan syaikh ‘Ali ‘abdu
al-Raziq sebagai ulama yang melanggar ajaran islam, yang karenanya tidak berhak
lagi memangku jabatan keagamaan apapun. Sebab al-Raziq mengusulkan penghapusan
jabatan khalifa dan memisahkan persoalan kemasyarakataan dari masalah-maslah
agama, dalam bukunya al-islam wa usal al-hukum yang terbit tahun 1925.
Demikian pula muhammadAbu Zaid tahun 1930, karena mengkritik tafsir lama dan
menawarkan tawaran baru yang bersifat tafsiran ilmu alam sederhana terhadap
ayat-ayat yang bicara alam semesta. Tujuan penafsiran ini sesungguhnya adalah
untuk mendorong generasi muda agar gemar menafsirkan al-qur’an. Syaikh
berikutnya dikenai hukum oleh ulama al-Azhar adalah Dr. Toha husein yang
memberikan kritik terhadap sastra arab pra-Islam.sejalan
dengan perjalanan sejarah muslim, ditemukan sejumlah perguruan tinggi
disejumlah negara Muslim yang menawarkan program studi islam dengan spesifikasi
dan nama masing-masing. Berdasarkan lokasi perguruan tinggi tersebut
dikelompokkan sebagai berikut, (1) perguruan tinggi yang ada di mesir,
Universitas Teheran di Iran, Universitas Damaskus di Syria, Universitas
Aligarch di India, Universitas Islam Internasional di Malaysia.
Di india ditemukan universitas yang
mencontoh model universitas al-azhar, yakni Darul’Ulum di Deoband dan lembaga
pendidikan sejenis di bereilly. Darul ‘ulum ini didirikan tahun 1967 oleh para
ulama pengikut syah waliyullah. Salah satu ciri khas lembaga yang didirikan
syah waliyullah ini adalah menggunakan bahasa arab sebagai bahasa pengantar dan
tidak diajarkan bahasa inggris. Ciri lain adalah disamping mengikuti paham
tradisional sebagaimana al-azhar, madrasah ini menolak berkompromi dengan adat
istiadat hindu maupun barat. Karena itu kelompok ini menantang sikap
kompromistik akhmad khan yang ingin memadukan sistem pendidikan islam
tradisional dengan sistem pendidikan barat (inggris). Adapun tujuan didirikanya
adalah untuk menyelamatkan Islam dari kepunahan di india dan untuk
mempertahankan kelangsungan hidup agama islam di tengah-tengah masyarakat
mayoritas agama Hindu.
B. Perkembangan
Studi Islam di Barat
Untuk menjelaskan
perkembangan studi islam di dunia barat perlu dijelaskan lebih dahulu sejarah kontrak islam dengan dunia
barat (eropa). Kontak islam dengan barat (eropa) dapat dikelompakan menjadi dua
fase, yakni (1) dimasa kajayaan muslim, dan (2) fase runtuhnya muslim.
a.
Fase Kejayaan Muslim
Seperti terungkap ketika membahas
sejarah perkembangan studi islam di dunia muslim, bahwa kontak pertama antara
dunia barat dengan dunia muslim adalah lewat kontak perguruan tinggi. Bahwa
sejumlah ilmuan dan tokoh-tokoh barat datang kesejumlah perguruan tinggi muslim
untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dunia Islam belahan timur,
perguruan tinggi tersebut berkedudukan di Baghdad (irak) dan kairo (Mesir),
sementara di belahan barat ada di Cordova.
Bentuk lain dari kontak dengan dunia
barat pada fase pertama adalah penyalinan manuskrip-manuskrip kedalam bahasa
Latin sejak abadke-13 M hingga bangkintnya zaman kebangunan (Renaissance)
di Eropa pada abad ke-14. Kegiatan penyalinan manuskrip ini bermula atas restu King
Frederick H dari Sicily (1198-1212),yang belakangan menjabat Kaisar Holy Roman
Empire (1215-1250).
Sekalipun memperoleh tantangan dari
paus di vatikan, namun kegiatan itu tetap berlangsung sehingga terbangun perguruan-perguruan tinggi di semenanjung italia,
padua, florence, milano, venezia, disusul oleh oxford dan cambridge di inggris,
sorbonne di prancis, dan tubingen di jerman. Manuskrip-manuskrip karya para
ilmuan muslim dari berbagai cabang ilmu itu disalin kedalam bahasa latin, dan
terlebih-lebih dalam bidang filsafat hingga lahir aliran skolastik, aliran
Rasionalisme, aliran Empirisme, dan seterusnaya.
Berkat penyalinan-penyalinan
karya-karya ilmiah manuskrip –manuskirp arab itu, terbukalah jalan bagi
perkembangan cabang-cabang ilmiah tersebut dibarat. Apalagi sesudah aliran
Empirisme yang dikumandangkan oleh francir bacon (1561-1626) melalui karyanya Novum
Organon menguasai alam pikiran di barat dan berkembangannya observasi dan
eksperimen. Tetapi penyalinan karya-karya filsafat itu juga membangkitkan pro
dan kontara yang sangat tajam pada masa-masa permulaan. Encyclopedia
Britannica jilid IIhalaman 191-197 arabic philosopy) mengungkapkan pengaruh
penyalinan karya-karya filsafat itu dengan panjang lebar dan terprinci.
Tokoh-tokoh yang mula0mula
memperkenalkan ilmu pengetahuan bangsa arab itu, terutama dalam bidang ketabiban
(medical science) dan dibang matematika (mathmatich) pada
abad ke 11 Masehi adalah : gerbert pope
sylvester II (999-1003 M), constantine the african, dan adelard
(adelboud) of bath.
Pada pertengahan abad ke-12 masehi
barulah Raymund archbishopof toledo, membentuk society of translators
yang diketahui oleh Arcbdeacon Dominicus Gundasalvi, dan buat pertama
kalinya muncul versi dalam bahasa latin mengenai himpunan komputer Avicenna
(ibnu sina) dan Agazales (Al-Ghazali) juga Vons Vitae karya Ben Gebirol.
Yang diperkerjakan sebagai penerjemah itu adalah tokoh-tokoh Yahudi yang telah
dipaksa memeluk agama kristen setelah ibukota Toledo dirubut oleh kekuasaan
islam, dan seorang tookoh terkenal : Joannes Avendeath. Dengan demikian
mulailah berlangsung kegiatan penyalinan naskah-naskah arab. Karya ibnu sina
(Avicienna) dalam bidang ketabiban, yaitu Canon of Medicine, disalin
buat pertama kalinya oleh Gerard of Cremona (wafat 1187 M). tetapi penyalinan
itu berulah berlangsung secara intensif setelah berada dibawah naungan KaisarFrederick II
(1212-1250), kaisar holy roman empire, yang menjabat king of sicily dan lebih
banyak menetap dipulau sicily itu di ibukota Plermo.
Kaisar itu dijatuhkan hukuman kucil
(exommunicated)dari gereja oleh paus Innocent III (1198-1216) dan
paus Honorius III (1216-1227) karena aktivitasnya yang dipandang
membahayakan gereja itu. Tetapi kaisar tersebut tampaknya tidak mempedulikan
hukuman kucil tersebut bahkan akhirnya terpandang sebagai tokoh yang
menggerakan zaman kebangunan(renaissance) di eropa. Di plermo dia
mengumpulkan tokoh-tokoh Muslim danYahudi untuk kepentingan penyalinan
naskah-naskah Arab ke bahasa Latin, baru disusul oleh tokoh-tokoh Kristen yang
mempelajari dan memahami bahasa Arab.
Kaisar Frederick II memberikan
fasilatas tidak terhingga kepada Michael Scot (1175-1234), tokoh yang
pertama-tama dalam sejarah yang menyalin karya-karya Averroes (Ibnu Rurhd).
Pada tahun 1217 M Michael melawat ke toledo dan membawa pulang sekian banyaknya
naskah-naskah arab dalam bidang astronomi dan bidanh-bidang fisika lainya.
Seorang tokoh lagi yang diberi fasilatas oleh kaisar fredrick II adalah
Hermanus Allemanus, yang antara tahun 1234 M sampai dengan 1256 M menyalin
karya-karya Al-Farabes (Al-Farabi). Disamping itu dia pun menyalin Rbetorica,
salianan karya Aristoteles (384-322M) di dalam bahasa Arab, serta menyalin poetic
dan Etbica, karya Averroes (Ibnu Rushd) yang merupakan salinan karya
Aristoteles.
Namun setelah ilmu-ilmu yang
dahulunya dikembangkan muslim masuk ke eropa dan dikembangkan oleh
sarjana-sarjana barat, dirasakan banyak yang tidak sejalan dengan Islam.
Misalnya dirasakan dan dirasuki oleh paham seculer dan sejenisnya. Karena itu,
beberapa ilmuwan melakukan usaha pembersihan. Untuk menggambarkan hal ini
berikut dikutipkan tulisan Hasan Asari :
Beberapa ilmuwan, misalnaya Isma’il
R. Al-Faruqi, M, Niquib Al-Attas, H. Hasan Bilgrami,S. Al Asyraf, Zianuddin
Sardar dan lainnya, menumpahkan pikiran mereka terhadap persoalan ini. secara
garis besar, upaya yang dilakukan mencangkup dua hal. Pertama, mencoba menumbuhkan
kesadaran akan persoalan yang ada, dengan menunjukan kekurangan-kekurangan
sistem barat dan produknya di dunia Islam, kelemahan buku-buku produk Barat,
lalu kemudian menawarkan kemungkinan-kemungkinan penyelesaian yang dapat
ditempuh, misalnya propaganda penulisan ulang ilmu-ilmu modern dengan
meninggalkan ciri-ciri Barat (terutama sekularisme) yang terkandung didalamnya,
lalu mengisinya dengan nilai-nilai Islam.
Dengan istilah singkat upaya ini
terkenal dengan nama Islamisasi pengetahuan, kedua, pada level yang lebih
praktis, upaya pendirian universitas-universitas Islam(atau, lebih
tepatnya,universitas yang islami) sebagai alternatif terhadap universitas model
Barat yang sejauh ini dominan. Ujud dari upaya ini, antara lain, adalah
dibangunya universitas islam internasional (International Islamic
University) diPakistan dan malaysia dengan dukungan Organisasi Konferensi
Islam (OKI), atau institut islam untuk kajian-kajian tingkat tinggi (Islamic
Institute of Advaced Studies) di Wasington, D.C. tidak kalah menarik
lembaga yang baru saja (Oktober 1991) didirikan di kuala lumpur malaysia dimana
Al-Attas merupakan tokoh sentral. Lembaga ini diberi nama The International
Institute of Islamic Thoght and Civily Zation (institut internasional
pemikiran dan peradaban islam).
b.
Fase Runtuhnya Muslim
Uraian berikut adalah gambaran
kontak muslim dengan dunia barat pada periode kedua yang berlangsung selama
abad renaisanse. Selama abad renaisan Eropa menguasai dunia untuk mencari mata
dagangan, komersial dan penyebaran agama. Ke barat sampai ke Amerika, ke Timur
melampai Afrika, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan Asia Timur. Dalam abad ke-16
hampir suluruh dunia mereka kuasai. Ekspedisi bangsa-bangsa Eropa, terutama
Spanyol, Portugal, Inggris, Belanda, Perancis, dan Italia, yang awalnya hanya
berlomba menguasai dan mengamankan sumber komoditas dan monopoli, lama kelamaan
menjadi kolonialisasi melalui rekayasa kekuasan. Ada kalanya terjadi rebutan di
antara mereka sendiri. Akhirnya nasib belahan bumi ditentukan oleh penjajah.
Kedatangan Muslim fase kedua ke dunia barat, khususnya eropa barat
dilatarbelakangai oleh dua alasan pokok, yakni, (1) alasan politik, dan (2)
alasan ekonomi. Alasan politik adalah kesepakatan kedua negara, yang satu
sebagai bekas penjajah, sementara yang satunya sebagai bekas jajahan. Misalnya
Prancis mempunyai kesepakatan dengan bekas-bekas negara jajahannya, bahwa
penduduk negara-negara jajahannya boleh masuk ke Prancis tanpa pembantasan.
Maka berdatanganlah Muslim dari Afrika Barat dan Afrika Utara, khususnya dari
Algeria ke Prancis. Kebijaksanaan yang hampir sama dilakukan Belanda terhadap
penduduk Suriname, Inggris terhadap Pakistan, India, dan Afrika Timur.
Adapun alasan ekonomi adalah untuk
mencukupi tenaga buruh yang dibutuhkan negara-negara eropa barat. Untuk
menutupi kebutuhan ini belgia, jerman, belanda merekrut buruh dari Turki,
Maroko, dan beberapa negara Timur Tengah lainya. Sementara inggris
mendatangankan dari negara-negara bekas jajahanya, negara persemakmuran
(commonwealth countries). Adapun Itali, Spanyol, Portugal, dan Yunani tidak
masuk katagori yang mendatangkan buruh dari negara-negara lain, tetapi dari
dalam negerinya sendiri.
Adapun katagori Muslim yang ada di
Eropa Barat ada dua, yakni (1) pendatang (migrant), dan (2) penduduk asli.
Katagori lebih jauh dari penduduk asli dapat dikelompokan menjadi tiga
kelompok. Pertama, orang asli yang masuk islam (Muslim) (convertion). Kedua,
keturunan dari Muslim asli yang sudah lama, bahkan beberapa abad yang lalu
ditinggal di negara-negara Eropa Barat yang dulunya mereka masuk islam akibat
pengaruh kekuasaan Turki. Kategori ini hanya ditemukan di Yunani. Ketiga,
Muslim yang kembali menemukan agama aslinya (rediscovery Isalm of original
roots). Untuk kategori ini adalah Muslim yang ada di Spanyol, dimana ketika
dahulu Islam menguasai daerah tersebut bapak-bapak atau kakek mereka Muslim.
Dengan proses waktu yang demikian lama,
mereka menjadi keluar dari islam, kemudian sekarang menemukan lagi agama
aslinya. Maka disebut rediscovery Islam of original roots.
Muslim yang tinggal Eropa barat
dapat dikelompokkan menjadi empat kelompok. Pertama, konfessionals, yakni
mereka yang melaksanakan ajaran agama islam, dan menjadikannya bukan sekedar
agama, tetapi juga cara hidup, kehidupan sosial dan budaya. Kedua belivers,
yakni mereka yang menerima Islam sebagai agama dan menjadikan ajaran-ajaran
yang bersifat prinsip sebagai dasar dalam kehidupan sosial dan budaya, tanpa
melaksanakan kewajiban-kewajiban agama Islam. Ketiga, liberals, yakni mereka
yang attach great value dalam sejumlah aspek dari nilai-nilai etik dan filosofi
Islam, tetapi dalam waktu yang bersamaan mereka kritis, bahkan menolak sejumlah
aspek dari agama, khususnya dalam
kehidupan sosial dan politik. Keempat, agnosticists, yakni mereka yang tidak
percaya dengan keimanan dan menolak agama sebagai dasar kehidupan sosial dan
budaya pada umumnya.
Adapun kondisi muslim di belanda,
menurut data statistik tahun 1994, jumlah penduduk Netherlan (Belanda) adalah
15.341.553 jiwa. Dari segi kepemelukan agama, dari 18 tahun ke atas dapat
digambarkan sebagai berikut. 22% kristen protistan, 32% Rooms katolik, 3,7%
Islam, 0,5% Hindu, dan 40% tidak beragama. Jumlah orang islam sejak tahun 1971
sampai dengan 1993, bertambah dari 54.300
jiwa menjadi 566.300 jiwa. Dilihat dari komposisi jumlah tersebut dapat
digambarkan, muslim turki 46%, maroko
38,3% suriname 6,2% pakistan 2,2% Indonesia
1,6% mesir 0,7% Tunisia 0,9%, dan lainnya, 3,9%. Kemungkinan lainya ini
adalah orang asli Belanda yang masuk Islam. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa Muslim yang ada di Belanda adalah Imigran.
Kontak awal belanda dengan indonesia
dapat digambarkan sebagai berikut. Ketika utusan kesultanan Aceh datang ke
Belanda di tahun 1602, yang dipimpin oleh abdu zamad, dan terdiri dari empat
orang, mereka ini disebut oleh orang belanda dengan moren berkulit kuning.
Tidak dapat dipastikan kapan pertama kali orang Indonesiake belanda, apakah
dengan kedatangan utusan dari kesultanan Aceh atau ada sebelumnya. Yang pasti
kedatangan mereka di belanda ini tidak dimasukan sebagai awal dakwa Islam di
belanda. Harus diingat sebelum belanda datang ke Indonesia, satu abad
sebelumnya portugis sudah ada dan bermitra dengan kesultanan Aceh untuk
mendapatkan bahan dagangan dan komoditas lainya.
Dapat disimpulkan bahwa hubungan
portugis dan kesultanan aceh, adalah hubungan bilateral yang sederajat.
Demikian juga dengan hubungan Indonesia dan belanda adalah juga hubungan
dagangan. Lama kelamaan hubungan ini berganti dengan hubungan penjajah dan yang
dijajah. Penjajah belanda mensekolahkan sejumlah orang indonesia ke belanda tentang
teologi untuk kemudian menjalankan misionaris di Indonesia.
Menjelang abad ke-19 muncul
kebijaksanaan belanda untuk mengubah politiknya menjadi pilitik balas jasa. Hal
ini dilakukan sebab mereka merasa sudah banyak sekali mengambil sumber alam Indonesia.maka semakin banyaklah
orang indonesia yang datang ke belanda. Demikian sekolah-sekolah yang didirikan
indonesia.
Daswarsa 1970-an industri
manufakture, industri dan jasa di belanda semakin berkembang, yang membutuhkan
tenaga-tenaga ahli (putih) dan kasar. Untuk mengisi lapangan kerja putih ini
umumnya di isi oleh orang-orang belanda sendiri karena mereka ini yang
mempunyai keterampilan. Sebaliknaya, untuk lapangan kerja kasar didatangkan
dari sejumlah negara muslim , maroko, tunisia, mesir, turki, indonesia dan
sejenisnya.
Pada masa ini banyak juga
pelajar-pelajar indonesia yang sekolah di timur tengah yang datang ke Eropa.
Umumnya mereka datang ke Eropa untuk berlibur sambil mencari kerja untuk
belanja sekolah di Timur Tengah, khususnya pada musim panas. Mereka ini umumnya
bekerja di pabrik-pabrik, pelabuhan-pelabuhan, dan pelayan pembersih, meskipun
ada juga beberapa yang mendapatkan pekerjaan putih.
Sebagai tambahan ada istilah yang
penting dipahami, yakni moor atau moren, kedua istilah moor atau moren adalah
sebutan portugis dan spanyol untuk orang-orang Islam maroko, yang berarti
hitam. Dalam sejarah Eropa kata moor dipakai untuk menyebut orang islam pada
umumnya.
Di australia juga mempunyai kreteria
yang mirip dengan di belanda, dimana kedatangan muslim di australia juga
diawali dengan kebutuhan tenaga kasar. Pada waktu tenaga transportasi adalah
unta dan kuda, maka kedatangan hewan-hewan ini didatangkan dari Afghanistan,
tentu dengan supir atau dengan adanya pertukaran alat kendaraan, dari yang bersifat
kendaraan non-mesin berupa binatang ke alat transportasi mesin, tenaga mereka
ini tidak dibutuhkan lagi, sementara mereka sudah tinggal disana cukup lama.
Akibatnya, mereka mempunyai anak dan keturunan. Belakangan melihat jumlah
penduduk muslim yang semakin banyak maka munculah kebijaksanan dari pemerintah
australia untuk membatasi jumlah muslim. Tenaga lain datang dari turki, lebanon
dan daerah timur tengah lainya. Dengan singkat ada sekian kelompok muslim yang
datang ke australia.
Pembahasan tentang bagaimana studi
islam di negara-negara non muslim dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu : (1)
berdasarkan dosen yang mengajarkan, dan (2) bedasarkan institusi. Berdasarkan
dosen yang mengajar dikelompokan menjadi dua, yakni: (1) tenaga pengajar yang menganut
agama islam (muslim) dan (2) tenaga pengajar non muslim. Mereka non muslim ini lebih dikenal dengan
sebutan orientalist, dari kata orient yang berarti timur dan list yang berarti
ahli. Maka secara bahasa orientalist adalah ahli ketimuran. Maksud timur disini
berarti islam. Maka ringkasnya, orientalis adalah ahli keislaman.
Sebelum muslim memasuki
universitas-universitas di barat (khususunya Eropa dan Amerika), dan belum ada
muslim yang menulis dalam bahasa inggris dan beberapa bahasa Eropa, seperti
bahasa prancis, bahasa jerman, dan bahasa belanda, ahli islam di barat di
dominasi oleh para orientalist. Kemudian dengan
adanya sarjana muslim yang sekolah dibarat dan menulis dalam bahasa
barat, ahli keislaman muncul dari sejumlah muslim.
Para orientalis ini dapat
dikelompokan berdasarkan bidang keilmuan dan ditekuni. Studi dalam bidang
al-qur’an oleh fazlur rohman, dikelompokan menjadi dua kelompok besar, yakni :
(1) missionaris dan (2) akademik.
Maksud kelompok missionaris, dalam ungkapan yang sederhana, adalah para sarjana
barat yang ketika mengkaji al-qur’an memakai kaca mata ajaran kristen, bahkan
mempunyai misi tertentu. Dengan tujuan misi tertentu tersebut, mereka ini,
dengan kajiannya berusaha memperlihatkan kelemahan al-qu’ran. Ilmuan yang masuk
pada kelompok ini, menurut rahman adalah (johan bouman, dengan karyanya gott
und mensch im koran, (2) jacque jornier, dengan karyanya les grand themes du
coran (3) kenneth cragg, dengan karyanya, the event of the qur’an (4)
besetti-sani, dengan karya, mohhammad and st. Francis, dan terakhir (5) claus
scheld, dengan karya muhammad und jesus. Karya empat pertama, menurut rahman,
adalah karya kajian yang sangat teliti, sistematis, tetapi menggunakan kaca
mata ajaran kristen. Sedangkan buku terakhir, dalam memberikan argumen agak
samar-samar (rather cryptic) dan isi bukunya cukup menarik ,tetapi juga
aneh(quite accentric).Munculnya
nama-nama sarjana muslim ini sebagai hasil dari interaksi mereka dengan
tenaga-tenaga pengajar tentang studi islam di dunia barat. Dengan lahirnya
sarjana-sarjana muslim dalam bidang studi islam di dan menggunakan bahasa barat
ini (eropa dan amerika) dapat meluruskan pandangan-pandangan sarjana barat yang
kadang-kadang berpandangan miring terhadap islam dan muslim. Atau minimal
dengan lahirnya sarjana-sarjana muslim ini dapat memberikan alternatif
pemikiran, bukan lagi hanya murni pandangan-pandangan sarjana non muslim
Adapun dari sisi-sisi institusi,
studi islam dinegara-negara non muslim
hanya McGill university di montreal kanada yang menamakan institusinya dengan
nama islamic studies.
C. Perkembangan
Studi Islam di Indonesia
Sistem pendidikan
Islam di Indonesia mulai dari sistem pendidikan (1) langgar, (2) pesantren (3)
pendidikan di kerajaan-kerajaan (4) kelas.
Sistem langgar adalah pendidikan
yang dijalankan di langgar, atau surau, atau masjid, atau di rumah guru.
Dimasjid atau di langgar guru dan murid-murid duduk bersila atau tanpa bangku.
Umumnya kurikulum sistem langgar adalah pada tingkat awal hanya untuk mengenal
huruf abjad arab.
Pengajaran dengan sistem langgar ini di lakukan dengan dua cara. Pertama,
sorogan, yakni seorang murid berhadapan langsung dengan guru dan bersifat
perorangan. Kedua ,haloqah yakni guru dikelilingi oleh murid-murid.
Adapun sistem pendidikan dengan
pesantren atau dapat diidentikan dengan muttab, dimana sorang kiyai mengajari
santri dengan sarana masjid sebagai tempat pengajaran atau pendidikan dan
didukung oleh pondok sebagai tempat tinggal santri.
Dipesantren juga berjalan dua cara
yakni (1) soroggan dan (2) haloqah.hanya saja soroggan dipesantren biasanya
dengan cara si santri yang membaca kitab, sementara kiyay mendengar sekaligus
mengoreksi kalau ada kesalahan.
Sistem pengajaran berikutnya adalah
pendidikan kerajaan-kerajaan islam, yang dimulai pertama dari kerajaan samudra
pasai di aceh, kerajaan yang didirikan malik ibrahim bin mahdun berdiri pada abad
10M.
adapun materi yang diajarkan di majelis taklim dan haloqah dikerajaan pasai
adalah fiqih mazhab al-syafi’i. Kedua kerajaan perlak di selat malaka,
dikerajaan ini ada lembaga pendidikan berupa majelis tak’lim tinggi yang
dihadiri oleh murid khusus yang sudah alim dan mendalam ilmunya. Kitab yang
dibaca pun kitab kuwalitas tinggi, al-umm, kitab fiqih karangan iman syafi’i.
Ketiga kerajaan aceh darussalam (1511-1814M) kerajaan yang berdiri 12 zulkaidah
916H (1511M) dan mengarahkan perang terhadap buta huruf dan buta ilmu.
Dikerajaan ini ada lembaga-lembaga negara yang berfungsi di bidang pendidikan
yakni (1) balai seutia huhama. Lembaga ilmu pengatahuan, tempat berkumpul
ulama, ahli fikir dan intelektual/cendikiawan membahas ilmu pengetahuan. (2)
balai seutia ulama jawatan pendidikan (3) balai jama’ah himbunan ulama. Keempat
kerajaan demak dimana tempat-tempat ramai (sentral/pusat) didirikan masjid
untuk tempat belajar. Kelima kerajaan islam mataram (1575-1757)dimana hampir
setiap desa didirikan tempat belajar al-qur’an. Demikian pula didaerah
kabupaten didirikan pusantren.
Keenam kerajaan islam dibanjarmasin kalimantan lahir ulama besar dan terkenal,
syeh muhammad arsyad al-banjari, setelah pulang dari mekah untuk belajar,
al-banjari mendirikan pusantren di kampung Dalam pagar.
Kemudian mulai akhir abad ke19
perkembangan pendidikan islam di indonesia mulai lahir sekolah model belanda,
sekolah eropa, sekolah vernahuler. Kemudian dasarwarsah ke2 abad ke20 muncul
madrasah dan sekolah-sekolah model belanda oleh organisasi islam seperti
muhammadiyah, nahdtululama, jam’at al-khoir dll.
Tahun 1901 orang-orang arab yang
tinggal dijakarta mendirikan madrasah. Tahun 1905 dengan jam’iat al-khoir
berhasil mendirikan madrasah dengan kurikulum mengajarkan pengetahuan umum dan
agama. Kemudian mamba’u al-u’lum didirikan 1906 oleh susuhunan takubuono,
madrasah digabung dengan masjid. Kemudian sekolah adabiyah oleh abdullah ahmad
dipadang panjang berdiri 1907. Berukutnya zainuddin labayaljunusi pada
tahun1915 membuka sekolah guru diniyah dengan sistem kelas dan menggunakan
kurikulum mencangkup pengetahuaan umun,bahasa,matematika,sejarah, dan ilmu
bumi.
Kemudian 1916 nahdatululama membuka madrasah salafiah di tubuereng yang dalam
kurikulumnya memasukan kewajaran baca tulis huruf latin. Pada tahun 1923 ada
empat sekolah muhamadiyah didirikan diyogyakarta dan dijakarta berdiri sekolah
HIS (hollands inlands school).
Pada bulan april 1945 diadakan pertemuan antara berbagai tokoh organisasi islam
ulama dan cendikiawan. Dalam pertemuan itu dibentuklah panitia perencana
sekolah tinggi islam yang diketuai oleh Drs. Mohammad hatta dengan
anggota-anggota antara lain: K.H. Masmansur ,K.H.A. muzakir, K.H. R.F. Kafrawi
dll. Setelah persiapan cukup, pada tanggal 8 juli 1945 atau tanggal 27 rajab
1364 H bertepatan dengan hari israq miqraj diadakan acara pembukaan resmi
sekolah tinggi islam (STI) dijakarta.
Setelah proklamasi dan ibukota RepublikIndonesia pindah keyogyakarat STI juga
hijrah ke kota tersebut dan berubah namanya menjadi universitas islam indonesia
(UII) dengan empat fakultas yaitu agama,hukum,ekonomi,dan pendidikan. Fakultas
agama UII ini kemudian dinegrikan dan menjelma menjadi perguruan tinggi agama
islam negeri(PTAIN) yang di atur dengan peraturan pemerintah NO 34 th1950 dan
pelaksanaanya diatur delam peraturan bersama mentri agama dan mentri
pendidikan, pengajaran dan kebudayaan NO.K/I/14641 tahun 1951 (Agama dan no
28665/Kab tahun 1951 (pendidikan) tanggal 1-9-1951.
PTAIN membuka tiga jurusan yaitu
jurusan qodla,tarbbiyah,dan dakwa. Tahun 1960 PTAIN dilebur dan digabungkan
dengan akademik dinas ilmu agama (ADIA) milik departemen agama yang didirikan
dijakarta dengan penetapan mentri agama no1 tahun 1957.
IAIN al-jami’ah al-islami’ah al-hukumi’ah diresmikan berdirinya oleh mentri
agama RI pada tanggal 2 rabiull awal 1380 H bertepatan dengan tanggal 28
agustus 1960 berdasarkan PP no 11 tahun 1960 tanggal 9 mei 1960 IAIN tersebut
merupakan penggabungan antara PTAIN diyogyakarta dan ADIA dijakarta.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Dapat disimpulkan
bahwa perkembangan studi islam berkembang dari sorogan dan halaqah di
rumah-rumah para alim ke sistem kuttab, kemudian ke masjid berlanjut mejadi
sistem madrasah. Kemudian dilihat dari perkembangannya, mulai tahun 750-1258 M
merupakan masa kejayaan muslim, tetapi pasca itu malah menjadi masa keruntuhan
muslim sekaligus masa kejayaan Eropa. Sejarah pesentuhan islam dengan Barat
dapat dikelompokkan menjadi dua fase, (1) fase ketika islam memegang kejayaan
dan menjadi pusat ilmu pengetahuan, teknologi dan kebudayaan, (2) fase ketika
islam jatuh dan runtuh, sementara dunia barat mulai jaya dan menjadi pusat
ilmu, teknologi dan kebudayaan. Perkembangan studi islam di Indonesia
mulai dari sistem langgar, halaqah
menjadi sistem pendidikan pesantren, pendidikan di kerajaan-kerajaan islam yang
menerapkan kurikulum mencakup pengetahuan umum, bahasa, matematika, sejarah,
dan ilmu bumi.
Pada bulan April
1945 diadakn pertemuan antara berbagai tokoh organisasi islam,ulama dan
cendekiawan. Pada tanggal 8 Juli 1945 atau tanggal 27 Rajab 1364 H bertepatan
dengan Isra Mi’raj diadakan acara pembukaan resmi Sekolah Tinggi Islam (STI) di
Jakarta. Dari sinilah sekarang berkebang berbagai perguruan tinggi islam yang
telah menyebar ke berbagai wilayah di Indonesia.
Daftar Pustaka
Asari, Hasan.Menyingkap Zaman
Keemasan Islam.Bandung : Mizan,1994.
Azra,Azyumardi. Pendidikan Tinggi
Islam dan Kemajuan Sains.Jakarta : PT Logos Publishing House,1994.
Darmawan,M.Ag Andy. Pengantar
Studi Islam.Yogyakarta:Pokja Akademik UIN Sunan Kalijaga,2005.
H.A.R Gibb. Aliran-Aliran Moderen
dalam Islam, terj.Machnun Husein.Jakarta:Rajawali Pers,1990.
Hisyam,muhammad.Persatuan Pemuda
Muslim se-Eropa:Sekilas Sejarah dan Perananya dalam Dakwa Islam di Nederland.Den Haag : PPME/YMAE,1996.
Khozin. Jejak-Jejak Pendidikan
Islam di Indonesia. Malang :
universitas Muhamadiyah Malang,2001
Sou’yb,Joesoep. Orientalisme dan
Islam. Jakarta : Bulan Bintang,1985.